DIOGENES
Pada zaman dahulu di yunani hidup seorang ahli filsafat
bernama bernama Diogenes. Ia memang tidak sehebat Socrates atau Aristoteles,
tetapi ia mempunyai ciri khas sendiri. Diogenes adalah seorang yang sangat
mencintai kejujuran. Pada suatu siang yang panas terik, ia berkeliling dengan
membawa lentera. Ketika orang-orang yang terheran-heran menanyakan maksudnya
membawa lentera di tengah hari, ia menjawab:” Aku sedang mencari-cari orang
yang jujur di kota ini dan sampai sekarang belum juga kujumpai itu.”
Diogenes meneliti
hidup manusia dengan cermat ia sampai pada satu kesimpulan, yaitu : semua
penderitaan manusia disebabkan karena hati manusia selalu ingin memiliki
sesuatu. Sudah punya rumah, tidak puas. Ingin punya rumah bagus. Sudah punya
Istri, tidak puas. Ingin Istri lain yang lebih cantik dan sebagainya. Karena itu,
Diogenes menyimpulkan, kalau manusia sudah tidak punya keinginan apa-apa lagi. Maka
ia akan tenang hidupnya.
Diogenes tidak hanya berteori, tetapi ia sendiri melakukan
itu dengan rumah yang baik, pakaian yang bagus. Diogenes hanya membawa selimut
dan tongkat serta mangkok untuk mengemis. Tidurnya hanyalah di emper-emper
rumah orang dan makanannya diperoleh dengan cara mengemis. Tapi apakah dengan
mematikan semua keinginan hati, manusia dapat memperoleh hidup yang tenang? Menekan
segala keinginan hati akan menimbulkan persoalan yang lain lagi. Selama kita
belum bertemu dengan Yesus Kristus, tidak akan ada kepuasan yang sejati. Damai Sentosa
serta kepuasan yang sejati hanyalah ada pada Yesus Kristus. ( Matius 11:28).
(Tuhan Yesus
Memberkati)