Saudara-saudara yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak
Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa
apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab
kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarny (1 Yoh 3:2).
Dunia tengah marak dengan apa yang disebut selfie. Secara umum,
selfie diartikan sebagai tindakan mengambil foto yang dilakukan oleh diri
sendiri melalui kamera ataupun perangkat selular yang memiliki aplikasi kamera.
Selfie dilakukan dengan berbagai pose lalu ditampilkan di jejaring sosial baik
melalui proses penyuntingan ulang gambar ataupun tidak. Aksi ini tidak hanya
disenangi oleh kawula muda saja, bahkan orang yang sudah berumur juga hobi
melakukannya. Itu terbukti dari maraknya dijual alat mengambil foto sendiri
yang disebut dengan tongsis (tongkat narsis), yaitu suatu monopod yang
dilengkapi tombol untuk mengambil gambar dari kamera. Hasilnya, seluruh gambar
yang ditampilkan pada jejaring sosial mereka kebanyakan adalah suatu rekayasa
gambar diri yang terkadang jauh dari tampakan asli. Mereka melakukan hal ini
karena merasa kurang percaya diri menampilkan potret diri mereka dalam keadaan
yang sebenarnya.
Dalam nas saat ini, kita juga tengah diperhadapkan dengan
Firman Tuhan yang menceritakan proyeksi diri kita kelak nanti akan sama seperti
Yesus dalam keadaan yang sebenarnya. Ada dual hal yang dapat kita pahami dari
nas saat ini, yaitu keterangan kelak dan keadaan yang sebenarnya. Kelak dapat
dipahami sebagai suatu waktu di masa depan di mana fisik tubuh kita yang fana
dan yang selama ini kita banggakan tapi telah menjadi debu. Kita sering
bertanya, bagaimana rupa kita nantinya? Firman Tuhan tegas menjawab keadaan
kita akan sama seperti Yesus saat menyatakan diri-Nya, yaitu keadaan yang
sebenarya. Secara singkat, ini dapat kita pahami bahwa keadaan kita nantinya
adalah keadaan yang tidak dapat di poles atau sunting kelemahannya .kita akan
menjadi apa adanya diri kita.
Melalui renungan hari ini, kita kembali diingatkan bahwa
tiada guna kita mengubah atau menyunting kelemahan kita di dunia ini, karena
pada akhirnya, kita akan dinyatakan dalam keadaan kita sebenarnya. Bagaimana keadaan
kita yang sebenarnya, ini membimbing kita pada pengharapan akan kedatangan
Yesus Kristus kelak. Apabila Kristus menyatakan diri-Nya kita akan menjadi sama
seperti Dia. Untuk itu, kita ditawarkan pada saat ini, apakah kita tetap ingin
memproyeksikan diri kita dengan keadaan yang bukan sebenarnya? Atau, kita mulai
mempersiapkan diri kita dengan menampilkan keadaan kita sebenarnya dari diri
kita?
Doa: Kami menantikan pernyataan diri-Mu ya Tuhan, di mana
kami bersama-sama dengan Engkau di dalam keadaan yang sebenarnya. Amin.
Kata-Kata bijak: Menjadi diri sendiri itu lebih baik.