SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA YANG PENUH INSPIRASI, TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA

Kamis, 07 April 2016

Selfie


Saudara-saudara yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarny (1 Yoh 3:2).

Dunia tengah marak dengan apa yang disebut selfie. Secara umum, selfie diartikan sebagai tindakan mengambil foto yang dilakukan oleh diri sendiri melalui kamera ataupun perangkat selular yang memiliki aplikasi kamera. Selfie dilakukan dengan berbagai pose lalu ditampilkan di jejaring sosial baik melalui proses penyuntingan ulang gambar ataupun tidak. Aksi ini tidak hanya disenangi oleh kawula muda saja, bahkan orang yang sudah berumur juga hobi melakukannya. Itu terbukti dari maraknya dijual alat mengambil foto sendiri yang disebut dengan tongsis (tongkat narsis), yaitu suatu monopod yang dilengkapi tombol untuk mengambil gambar dari kamera. Hasilnya, seluruh gambar yang ditampilkan pada jejaring sosial mereka kebanyakan adalah suatu rekayasa gambar diri yang terkadang jauh dari tampakan asli. Mereka melakukan hal ini karena merasa kurang percaya diri menampilkan potret diri mereka dalam keadaan yang sebenarnya.

Dalam nas saat ini, kita juga tengah diperhadapkan dengan Firman Tuhan yang menceritakan proyeksi diri kita kelak nanti akan sama seperti Yesus dalam keadaan yang sebenarnya. Ada dual hal yang dapat kita pahami dari nas saat ini, yaitu keterangan kelak dan keadaan yang sebenarnya. Kelak dapat dipahami sebagai suatu waktu di masa depan di mana fisik tubuh kita yang fana dan yang selama ini kita banggakan tapi telah menjadi debu. Kita sering bertanya, bagaimana rupa kita nantinya? Firman Tuhan tegas menjawab keadaan kita akan sama seperti Yesus saat menyatakan diri-Nya, yaitu keadaan yang sebenarya. Secara singkat, ini dapat kita pahami bahwa keadaan kita nantinya adalah keadaan yang tidak dapat di poles atau sunting kelemahannya .kita akan menjadi apa adanya diri kita.

Melalui renungan hari ini, kita kembali diingatkan bahwa tiada guna kita mengubah atau menyunting kelemahan kita di dunia ini, karena pada akhirnya, kita akan dinyatakan dalam keadaan kita sebenarnya. Bagaimana keadaan kita yang sebenarnya, ini membimbing kita pada pengharapan akan kedatangan Yesus Kristus kelak. Apabila Kristus menyatakan diri-Nya kita akan menjadi sama seperti Dia. Untuk itu, kita ditawarkan pada saat ini, apakah kita tetap ingin memproyeksikan diri kita dengan keadaan yang bukan sebenarnya? Atau, kita mulai mempersiapkan diri kita dengan menampilkan keadaan kita sebenarnya dari diri kita?

Doa: Kami menantikan pernyataan diri-Mu ya Tuhan, di mana kami bersama-sama dengan Engkau di dalam keadaan yang sebenarnya. Amin.


Kata-Kata bijak: Menjadi diri sendiri itu lebih baik.

Hidup dengan Pertanyaan



Bacalah Yohanes 16:29-33

Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu....
*Kol.3:15

Ini adalah hari ketujuh belas ibuku dirawat di rumah sakit. Ia sudah keluar masuk rumah sakit selama sepuluh tahun untuk berjuang melawan kanker. Namun, kali ini, ia tidak akan pulang lagi ke rumah. Dokter sudah memberi tahu kami bahwa tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Sambil duduk di sisi ranjangnya dalam kegelapan, pertanyaan-pertanyaan mulai memenuhi pikiranku. 

Mengapa harus ibuku? Mengapa sekarang? Mengapa Allah menyembuhkan orang lain dan tidak menyembuhkan ibuku? Apakah iman kami kurang begitu kuat? Para penatua telah berdoa untuk ibuku, apakah mereka kurang iman? Apakah kami tidak berdoa sebagaimana yang Alkitab ajarkan?

Saat ini dua tahun sudah berlalu, aku masih belum memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu. Yang kutahu adalah pada saat merasa dunia sekitar runtuh, kita tetap mempunyai damai sejahtera Allah. 

Ketika kita memiliki damai sejahtera Allah, kita tidak harus mengetahui semua jawaban.

Doa: Tuhan, ketika masalah datang, berikan kepada kami damai-Mu yang “melampaui segala akal” (Flp. 4:7). Tolong kami utnuk menyadari bahwa adalah baik bagi kami untuk tidak mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kami. Terima kasih Tuhan. Amin.


Pokok pikiran : Damai sejahtera Allah memampukan kita untuk hidup dengan pertanyaan-pertanyaan kita.

Doa syafaat : Anggota keluarga yang menderita penyakit stadium akhir.


#Katy L. Irvan (Arkansas)