SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA YANG PENUH INSPIRASI, TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA

Rabu, 23 Desember 2015

KISAH MENGHARUKAN

INI SAYA AMBIL DARI BLOGNYA STEVEN GERRARD INDONESIA... SEMOGA MENGINSPIRASI



Ini adalah sebuah kisah nyata antara Steven Gerrard dan Matthias, seorang bocah berusia 10 tahun yang menderita tumor pelvis dan menjalani hari-hari terakhirnya bersama keluarganya, The Barker. kisah yang ditulis oleh Gerald Sheedy, juga menceritakan perjuangan ibu dari Matthias, Rosie demi mewujudkan permintaan terakhir Matthias untuk bisa bertemu dengan sang idola. Berikut kisahnya


Semua berawal saat keluarga Barker dirujuk untuk bergabung dengan Shooting Star Chase pada Oktober 2011 lalu. Anak tertua mereka, Matthias yang masih berusia 10 tahun tengah mendapatkan perawatan saat itu untuk penyakit tumor pelvis tetapi mereka dihadapkan dengan tidak adanya pilihan untuk perawatan selanjutnya.

Awal November, kedua orang tuanya, Rosie dan Tony datang ke rumah perawatan Guilford, Christopher untuk melihat dan bertemu dengan perawat utamanya, Katja, yang dapat memberi tahu apa saja hal yang dapat ditawarkan oleh Shooting Star CHASE.

Dalam level ini, Rosie dan Tony tidak ingin menggunakan rumah rawat dan lebih tertarik dalam bagaimana kita dapat mendukung Tim Komunitas Perawat agar Matthias bisa dirawat di rumah selama mungkin. Mereka juga ingin mendapatkan saran bagaimana berbicara kepada Matthias dan ketiga adiknya tentang kondisi Matthias. Selama kunjungan mereka, saya ingat Rosie berkata kalau dirinya tidak ingin proses perawatan terakhir untuk Matthias ini berhubungan dengan kegiatan rumah rawat Christopher.

Tim rawat jalan kita pun tetap saling berhubungan dengan keluarga Matthias selama beberapa minggu.

Pada 19 November, kita menerima panggilan dari PATCH (Pelayanan Rawat Rumah Pengindap Kanker) di Rumah Sakit Marsden. Matthias telah dirujuk ke rumah sakit lokal dan mereka meminta seluruh keluarganya datang ke rumah rawat Christopher selama periode pengistirahatan sebelum dipulangkan ke rumah, karena Rosie telah lelah. Namun, sebelum kondisi Matthias memburuk, dia dirawat di Rumah Sakit St George.

Pada 23 November, pembicaraan mengenai pemindahan Matthias dari Rumah Sakit St George ke rumah rawat Matthias pun berlanjut. Pada 26 November pada pukul 11.45 pagi, Matthias dan Rosie datang ke rumah rawat dengan ambulan ditemani dua perawat. Intinya, rencananya adalah kembali ke rumah adalah permintaan Matthias sebelum dirinya wafat tetapi Rosie dan Tony merasa tempat terbaik adalah Rumah Rawat Christopher.

Karena hal tersebut bisa memudahkan Rosie merawat Matthias dengan cara yang dia inginkan tetapi dengan dukungan dari para staf dan dia juga bisa merawat anak-anaknya yang lain, Jos, Xavier dan Jonas. Seiring dengan jalannya waktu, kita tahu kita harus menjaganya senyaman mungkin.

Natal pun tiba dengan cepat. Rosie dan Tony memberikan beberapa boneka beruang untuk semua teman-teman Matthias di rumah rawat dan anak-anaknya. The Sanctuary, sebuah ruang spesial di Rumah Rawat Christopher di mana keluarga dapat bersantai dan berkumpul, dipenuhi dengan kado-kado dan mereka pun menghabiskan waktu berjam-jam menulis pesan yang berisikan kalau Matthias selalu mencintai mereka. Ini menjadi slogan untuk keluarga Barker.

Mereka pun mulai membuat rencana untuk hari Natal para anak-anak di rumah rawat, membawa dan membungkus kado-kadonya. Karena kondisi Matthias semakin melemah, kita tidak yakin dia bisa bersama kita saat itu. Kita menyarankan Rosie untuk mempercepat kejutan tersebut. Meski Rosie tidak ingin melakukannya, dia pun melakukan pembagian kado lebih awal. Keluarga memutuskan kalau hari Natal akan menjadi hal yang spesial untuk siapa saja yang ada di sana.

Sebelum datang ke Rumah Rawat Christopher, membawa Matthias, Rosie dan Tony telah banyak berbagi, menciptakan banyak momen spesial dan kenangan. Tetapi Rosie masih punya satu permintaan yang tertinggal.

Matthias selalu ingin bertemu dengan idolanya, Steven Gerrard atau Stevie G. Selama bertahun-tahun, ada beberapa kesempatan untuk mempertemukan keduanya. Tetapi tidak berhasil. Kemudian, melalui sebuah kesempatan terbuka, Rose berhasil menghubungi seorang teman. Mereka saling berkirim E-mail. Dan hal selanjutnya yang Rosie tahu adalah Steven Gerrard setuju untuk mengunjungi Matthias pada 20 Desember. Rosie pun berbahagia.

Matthias semakin melemah kondisinya dan setiap pagi kita mengira kalau ini adalah hari terakhirnya. Pada 19 Desember, Matthias mengetahui kalau Steven Gerrard akan datang esok hari. Namun dia bertanya kepada Rosie "Kalau aku wafat malam ini?" Rosie pun menjawab "Aku akan bersamamu dan menggenggam erat tanganmu.

Dan kemudian ketika Matthias bangun di pagi hari, dia berkata "Aku siap bertemu dengannya". Pada pukul 3.30, kita mendapat kabar bahwa Steven telah tiba dan dia sudah siap. Menunggu di ruang Matthias, Rosie, Tony dan Jonas bersama Steven. Anggota keluarga yang lain menunggu di taman, tidak sadar dengan kedatangan Steven.

Saya pun merasa terhormat ketika Steven berjalan masuk ke ruang Matthias. Ketika Rosie mengenalkan Steven ke Matthias, Steven menyalami Matthias dan berkata "Alright, Aku Stevie G. Aku dengan kamu adalah penggemar berat saya.". Tetapi tidak ada reaksi dari Matthias dan matanya pun kembali menutup.

Rosie, Tony dan Steven menghabiskan beberapa menit berbicara tentang Matthias dan anak-anak Steven. Ketika Steven menyalami Matthias kembali dan berkata "Hey Thi, ini Stevie G' yang membuat Matthias meresponnya dengan membuka kedua matanya dan memberikan Steven senyum terbesar yang pernah Anda lihat.

Saya melihat wajah Rosie yang sangat berbahagia. Dia akhirnya bisa melakukan hal terakhir untuk putranya. Saya juga melihat saat itu kalau tidak ada yang tidak mungkin karena dia telah melakukan semuanya untuk merealisasikan hal tersebut dan kebahagian tersebut bercampur dengan kesedihan.

Stevie G, seperti yang kita tahu, menghabiskan beberapa jam bersama keluarga Barker pada siang itu. Dia juga memberikan seluruh keluarga kado Natal dan berfoto bersama dengan anak-anak dan keluarga Barker. Ketika dia pamit untuk pulang, dia meminta Rosie untuk tetap saling berhubungan. Kita tahu dia meminta hal tersebut dan Anda bisa merasakan seberapa pedulinya Steven dan dia sangat tersentuh dengan keluarga Barker.

Sebelum Steven pergi, Matthias menyalami Steven dan berkata "Terima kasih telah datang".

Setelah semua kebahagian pada hari itu, malamnya kita habiskan dengan bercerita tentang kunjungan Steven. Ada perubahan mood yang dirasakan oleh semua orang, khususnya Rosie.

Matthias menghembuskan nafas terakhirnya pada 23 Desember. Rosie dan Tony berada di sisinya. Keluarga Barker merayakan hari Natal bersama kami di Rumah Rawat Christopher bersama kita dan kita terus menjaga mereka hingga pemakaman Matthias pada 29 Desember.

Untuk saya, ini adalah sebuah kehormatan bisa menjad bagian dari tim tersebut, membantu keberanian keluarga Barker selama mengarungi perjalanan tersebut. - Kepala Rumah Rawat Christopher, Geraldine Sheedy.